Bekerja selama lebih dari 15 tahun di kantor yang berlokasi di daerah kawasan industri di jantung Jakarta Timur adalah suatu pengalaman yang unik, yang mungkin tidak pernah didapatkan oleh rekan-rekan lainnya yang bekerja di pusat kawasan bisnis seperti di Sudirman dan Kuningan.
Kawasan Industri Pulogadung atau istilah kerennya “Jakarta Industrial Estate Pulogadung (JIEP)” adalah salah satu pelopor kawasan industri pertama di Indonesia yang didirikan pada tahun 1973, dengan luas area sekitar 500 hektar dan ditempati oleh 385 perusahaan. Pemegang saham dari Kawasan Industri Pulogadung adalah Pemerintah Republik Indonesia dan Pemda DKI Jakarta.
Sebagian besar perusahaan yang berada disini bergerak dibidang manufaktur, percetakan, distribusi, farmasi dan industri kima, disamping itu juga terdapat perusahaan jasa seperti kantor dimana saya bekerja. Sudah menjadi ciri khas suatu kawasan industri adalah banyaknya pekerja pabrik atau lebih dikenal dengan istilah buruh pabrik. Lingkungan di dalam kawasan ini sangat nyaman karena banyak pepohonan, hanya saja kondisi jalan dibeberapa ruas kondisinya sangat memprihatinkan akibat beban kendaraan yang melaluinya dan minimnya perawatan dari pengelola.
Dengan adanya populasi buruh yang cukup besar membuat suasana lingkungan kawasan ini menjadi sangat unik dengan banyaknya warung makan dan pedagang kaki lima, serta keramaian saat usai jam kerja. Ada beberapa warung makan favorit saya seperti warung yang berjualan rawon, urap, soto ceker dan juga garang asem. Dan suasana akan menjadi sangat meriah sekaligus chaos saat perayaan hari buruh 1 Mei atau dikenal sebagai May Day
Disini saya banyak melihat realitas kehidupan rakyat kecil yang marginal dan terpingirkan, dipaksa belajar untuk bertoleransi, berbela rasa dan berbagi. Hal ini merupakan sesuatu pengalaman yang cukup langka ditengah kehidupan kota metropolitan Jakarta yang sangat materialistis dan konsumtif. (Ardhi Ishak, Gear: Samsung Galaxy s5)